PALANGKA RAYA – Masih ada 258 desa di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang belum menikmati aliran listrik dari jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk sementara, pemerintah daerah mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) agar masyarakat di wilayah terpencil tetap mendapat akses penerangan.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalteng, Vent Christway, menyebutkan dari total 1.571 desa dan kelurahan di provinsi ini, sekitar 20 desa bahkan belum terjangkau baik oleh PLN maupun PLTS.
“Target kami, desa-desa tersebut bisa terpasang PLTS paling lambat tahun 2026, sambil menunggu masuknya jaringan PLN,” ucap Vent, Minggu (17/8/25).
Vent menambahkan, pemanfaatan energi baru terbarukan menjadi pilihan utama karena keterbatasan gardu PLN. Program pemasangan PLTS sudah berjalan sejak 2024 dan dijadwalkan berlanjut hingga 2026.
Meski begitu, ia mengakui PLTS memiliki keterbatasan umur pakai. “Kalau sudah lebih dari lima tahun, risikonya perangkat rusak. Hal ini bisa membuat rasio desa berlistrik naik turun,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi akan benar-benar stabil jika seluruh desa sudah terhubung jaringan PLN. Karena itu, Pemprov Kalteng tetap mendorong PLN memperluas jangkauannya ke wilayah pedalaman.
“Untuk sementara kami pasang PLTS dulu, sambil menunggu jaringan PLN masuk. Jadi jalannya paralel,” pungkasnya.