Dinas ESDM melalui Cabang Dinas Wilayah III Provinsi Kalimantan Tengah berkesempatan mewakili Kepala Dinas menghadiri workshop yang digagas oleh Proyek Kalimantan Lestari (KALI) yang diselenggarakan di Hotel Best Western Palangka Raya pada Rabu, 8 Januari 2025.
Workshop ini merupakan kolaborasi hasil penelitian para Ahli dari beberapa perguruan tinggi yakni Universitas Palangka Raya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, University of Exeter, University of Leicester, University of Leeds, University of East Anglia, dan London School of Economic, UK. Workshop yang mengambil topik: “Kekeringan dan Kebakaran Lahan Gambut di Kalimantan Indonesia: Memahami Pendorong dan Dampaknya untuk Membangun Ketahanan Melalui Pembangunan Berkelanjutan”
Penelitian terbaru yang dipimpin oleh tim dari Indonesia dan Inggris telah memberikan wawasan penting mengenai pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah, khususnya dalam menghadapi tantangan kebakaran lahan gambut dan dampaknya terhadap kualitas udara dan air serta kesejahteraan masyarakat setempat. Kebakaran lahan gambut di wilayah ini telah menjadi salah satu sumber utama emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global.
Penelitian ini menyoroti bahwa hampir dua pertiga penduduk Kalimantan Tengah terpapar kualitas udara yang tidak sehat akibat kabut asap dari kebakaran lahan gambut, yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan akut. Selain itu, kualitas air di Sungai Sebangau menunjukkan kadar oksigen terlarut yang sangat rendah, yang dapat diperburuk oleh kekeringan ekstrem dan kebakaran lahan gambut, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
Untuk mengurangi risiko kebakaran dan membangun ketahanan terhadap kondisi kekeringan, penelitian ini merekomendasikan pendekatan holistik yang mengintegrasikan solusi teknis seperti pembendungan kanal dan reforestasi dengan pengembangan komunitas. Implementasi kebijakan nasional untuk menghentikan deforestasi pada tahun 2030 dianggap sangat penting untuk mengurangi insiden kondisi cuaca yang memperburuk kebakaran.
Penelitian ini juga menyoroti dampak non-material dari kebakaran lahan gambut, seperti pemisahan keluarga akibat perpindahan atau kebutuhan mencari pekerjaan di tempat lain sebagai strategi bertahan hidup. Dengan memahami berbagai pendorong kekeringan dan kebakaran, intervensi dapat lebih tepat sasaran untuk mengurangi risiko kebakaran di masa depan.